Malam hujan turun rintik-rintik. Angin bertiup dingin menusuk tulang.
Dipojok ruang yang sempit nampak ada yang sedang menunaikan sholat.
Dalam sholatnya terlihat khusyuknya. Air matanya mengalir membasahi
baju. Terdengar isak tangis yang membuat hati terasa pilu. Sholat itu
menjadi terasa begitu indah. Selesai salam dia memanjatkan doa. Tak lama
hanya ada kesunyian dan tarikan napas. Disambil orang yang sholat, ada
seorang sahabat yang duduk disampingnya. “Apa kamu pernah marah sama
Allah?” tanya sahabatnya.
Terdengar suara istighfar tak putus-putus. Air matanya masih terus saja
mengalir. Beberapa tangannya mengusap pipinya yang basah. “Pernah..tapi
itu dulu, sekarang tidak.” “Kenapa?” “Karena Dia tidak adil, hanya
penderitaan yang selalu Dia berikan. Bertahun-tahun aku menjauh,
melupakanNya, aku kecewa padaNya.” Kesunyian kembali senyap. “Lantas
untuk apa kamu sholat malam ini?” Ditatap wajah temannya yang sedang
terdiam. Seumur hidup dirinya sholat tidak pernah sampai bisa meneteskan
atmosphere mata bahkan menangis terisak-isak. Dirinya teringat
bagaimana Rasulullah senantiasa menangis setiap sholat malam. Malam ini
dia melihat sahabatnya menunaikan sholat dengan menangis terisak-isak,
begitu menyayat hatinya. “Ibuku meninggal malam ini, aku tidak tahu cara
berdoa. aku hanya bisa sholat untuk mendoakan ibuku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar