Jumat, 07 September 2012

"Hukum mendatangi peramal"





Jika zaman nenek moyang kita dahulu peramal identik dengan dukun, tukang tenung, pedesaan, nenek-nenek, dan sebagainya, dizaman modern saat ini rupanya merekapun tak ketinggalan mengalami modernisasi mode. Mulai
dari layanan sms : ketik REG (spasi) …., sampai situs jejaring facebook pun tak ketinggalan menyediakan fasilitas ramal-meramal. Mulai dari meramal arti nama, letak rumah, karakter, nasib, keberuntungan, dan banyak lainya. Sudahkah kita memahami hukumnya?
Ya, saat ini orang tak perlu lagi malu-malu mendatangi ahli tarot untuk mengetahui masa depanya. Karena teknologi sudah menyediakan fasilitas ini. Ramalan identik dengan ilmu sihir. Dimana seseorang dapat mengetahui apa yang tidak di ketahui orang lain termasuk apa yang akan terjadi di masa depanya. Atau mengetahui keburukan dan keberuntungan yang ada pada dirinya, semua itu merupakan cabang dari ilimu sihir. Mereka dapat menggunakan ilmu perbintangan atau gejala alam sebagai alat. Kadang apa yang mereka katakan pun menjadi kenyataan. Tapi sebagai generasi muslim, selayaknya kita telaah lebih jauh siapa sebenarnya mereka. Benarkah mereka mengetahui rahasia Allah atas diri kita? Atau mereka hanya menebak saja? Lalu dari mana mereka tau semua itu?


Sobat muda yang dirahmati Allah,
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang mengambil satu ilmu dari ilmu nujum (astrologi) niscaya ia telah mengambil satu cabang dari sihir, setiap bertambah ilmu yang dipelajarinya bertambah pula dosanya.” (HR. Abu Daud dan isnadnya shahih)
Dan dalam riwayat an-Nasa`i, dari Abu Hurairah ra, dari Nabi SAW, beliau bersabda:

مَنْ عَقَدَ عُقْدَةً ثُمَّ نَفَثَ فِيْهَا فَقَدْ سَحَرَ وَمَنْ سَحَرَ فَقَدْ أَشْرَكَ وَمَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِّلَ إِلَيْهِ

‘Barangsiapa mengikat buhul, kemudian meniup padanya maka sungguh ia telah menyihir, dan barangsiapa yang menyihir berarti ia berbuat syirik, dan barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu maka dirinya dijadikan Allah mengandalkan sesuatu itu.”( HR. an-Nasa`i 4079, ath-Thabrani dalam al-Ausath 1469 dari hadits Abu Hurairah ra dengan sanad yang layyin )

Hadits ini menunjukkan bahwa sihir adalah perbuatan syirik karena hal itu tidak bisa terwujud tanpa menyembah jin dan mendekatkan diri kepada mereka dengan cara melaksanakan permintaan mereka seperti menyembelih dan berbagai bentuk ibadah lainnya, dan ibadah kepada mereka adalah perbuatan syirik.

“Bukan termasuk golongan kami orang yang melakukan atau meminta tathayyur (menganggap sial dengan sesuatu) untuknya, atau meramal atau meminta diramal untuknya, atau menyihir atau meminta disihir untuknya, dan barangsiapa yang mendatangi dukun lalu membenarkan ucapannya, maka sungguh ia telah kafir dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW.”(HR. al-Bazzar dengan isnad jayyid)
Dalam Al Qur’an Allah berfirman:

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaiu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan:”Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan ijin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barang siapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS. al-Baqarah:102)

Kadang apa yang mereka katakan menjadi kenyataan. Tentang hal ini Rasulullah bersabda:
‘Itu adalah kata-kata dari al-Haqq yang dicuri oleh jin, lalu mereka mengulang-ulangnya di telinga kekasihnya, lalu mereka mencampur padanya lebih dari seratus kebohongan.’ HR. al-Bukhari.

Tentang hukuman bagi orang-orang yang mendatangi peramal, Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi peramal lalu bertanya kepadanya tentang sesuatu niscaya shalatnya tidak diterima selama 40 hari.” (HR.Muslim)

Sedangkan bagi yang mempercayai ucapan mereka, Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu membenarkan ucapannya maka sungguh telah kufur (ingkar) dengan wahyu yang diturunkan kepada Muhammad SAW” (HR. Ahmad)

Sobat muda, sihir dan ramalan bisa mengantarkan kepada syirik yang termasuk salah satu dari tujuh dosa besar yang sulit mendapat ampunan dari Allah dan bisa mengantarkan seorang muslim kepada kekafiran. Karena sesungguhnya hanya Allah yang Maha mengetahui segala perkara yang ghoib.

Katakanlah:”Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan. (QS. an-Naml:65)

Wallahu a’lamu bi as shawab..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar